Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas KH. Mukhtar Syafaat (UIMSYA) Blokagung Banyuwangi kembali menorehkan langkah strategis dalam menyiapkan generasi pendidik masa depan. Selama dua hari, Senin–Selasa, 22–23 September 2025, FTK sukses menggelar Pembekalan Magang/Asistensi Mengajar bagi ratusan mahasiswa yang akan diterjunkan ke sekolah mitra untuk melaksanakan program magang. Acara ini berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB dengan penuh antusias dan semangat kebersamaan.

Hari Pertama: Fondasi Akademik dan Keterampilan Mengajar

Kegiatan dibuka secara khidmat pada Senin pagi, diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang menggema dan menambah suasana religius. Seluruh peserta kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai bentuk kecintaan pada tanah air. Suasana menjadi semakin hangat ketika Dekan FTK, Dr. Siti Aimah, S.Pd.I., M.Si. memberikan sambutannya. Beliau menekankan bahwa pembekalan ini bukan sekadar formalitas, melainkan titik awal perjalanan mahasiswa untuk menapaki dunia nyata pendidikan.

“Magang adalah laboratorium kehidupan. Dari sini, kalian akan belajar bukan hanya bagaimana mengajar, tetapi juga bagaimana menjadi guru yang berkarakter, sabar, kreatif, dan penuh dedikasi,” ungkap Dr. Siti Aimah dalam sambutannya.

Setelah sambutan, doa dipanjatkan dengan khidmat oleh Bapak Abdul Basith, M.Pd., Kaprodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA), memohon kelancaran kegiatan hingga tuntas.

Materi pertama diisi oleh Ibu Cici Fitri Lestari, S.Pd., M.Pd., yang membahas secara mendalam tentang Perangkat Pembelajaran Sekolah. Mulai dari penyusunan RPP, modul ajar, penggunaan media, hingga strategi evaluasi, semua dijelaskan dengan detail dan aplikatif. Mahasiswa diajak memahami bahwa perangkat pembelajaran bukan sekadar administrasi, melainkan peta jalan keberhasilan proses belajar-mengajar.

Dilanjutkan dengan sesi kedua oleh Ibu Indah Murniasih, S.Pd., yang membawakan materi tentang Praktik Pengajaran di Sekolah. Peserta disuguhkan simulasi bagaimana membuka pelajaran dengan menarik, mengelola kelas dengan baik, hingga menutup pembelajaran dengan kesan mendalam. Evaluasi pembelajaran pun menjadi sorotan utama, sebab di sanalah kualitas pengajaran benar-benar terlihat.

Hari pertama ini benar-benar menjadi fondasi kokoh, membekali mahasiswa dengan pengetahuan akademik dan keterampilan praktis sebelum mereka diterjunkan ke sekolah.

Hari Kedua: Nilai Kepesantrenan dan Teknis Lapangan

Pada hari kedua, suasana kembali penuh semangat. Sesi pertama diisi oleh KH. Aly Asyiqin dengan materi Kepesantrenan. Beliau mengingatkan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai pesantren ke dalam praktik pendidikan modern. Menurutnya, guru yang baik bukan hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan moral.

“Guru itu bukan hanya pengajar ilmu, tapi juga pembimbing akhlak. Jangan tinggalkan ciri khas santri kalian, karena itulah nilai lebih yang tidak dimiliki oleh semua pendidik,” pesan KH. Aly Asyiqin yang disambut anggukan para peserta.

Materi pamungkas dibawakan oleh Wakil Dekan III FTK Bapak Luthfi Wahid, M.Pd.I., sekaligus panitia magang, yang memaparkan Teknis Magang serta Pembagian Kelompok. Mahasiswa diberi arahan detail tentang prosedur magang, etika di sekolah, hingga jadwal observasi. Suasana menjadi lebih hidup ketika sesi koordinasi dengan Dosen Pendamping Lapangan (DPL) berlangsung. Mahasiswa tampak antusias bertanya dan mendiskusikan strategi agar magang berjalan sukses.

Antusiasme dan Harapan

Selama dua hari pelaksanaan, atmosfer pembekalan terasa hangat, penuh interaksi, dan jauh dari kesan monoton. Mahasiswa aktif berdialog, bertanya, bahkan berbagi pengalaman kecil yang mereka bayangkan akan dihadapi saat terjun ke sekolah.

Bagi mahasiswa FTK, magang ini bukan hanya kewajiban akademik, melainkan juga ajang pembuktian diri. Mereka akan diuji bagaimana teori yang selama ini dipelajari mampu diterapkan di lapangan.

Seorang peserta, Fina, mahasiswa Tadris Bahasa Inggris, mengungkapkan kesannya:

“Pembekalan ini membuka mata saya. Ternyata mengajar itu tidak sesederhana berdiri di depan kelas. Ada banyak aspek yang harus dipahami, mulai dari menyiapkan perangkat pembelajaran sampai bagaimana menghadapi siswa yang beragam karakter. Saya jadi semakin siap untuk terjun langsung.”

Menuju Guru Profesional

Melalui rangkaian pembekalan ini, FTK UIMSYA meneguhkan komitmennya untuk mencetak guru profesional, berkompeten, dan berkarakter Islami. Kegiatan ini sejalan dengan visi UIMSYA sebagai kampus yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai pesantren.

Dekan FTK dalam penutupannya menegaskan kembali:

“Kalian adalah duta kampus di sekolah-sekolah mitra. Tunjukkan kualitas, tunjukkan akhlak, dan buktikan bahwa mahasiswa FTK UIMSYA mampu bersaing dengan tetap membawa nilai-nilai Islami.”

Dengan berakhirnya pembekalan ini, para mahasiswa membawa bekal ilmu, semangat, dan doa untuk menghadapi dunia nyata pendidikan. Semoga mereka mampu menjadi guru-guru inspiratif yang kelak melahirkan generasi emas Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *